Transportasi Dari Bima ke Labuan Bajo, Flores

Tinton Arya

one day trip komodo

Helooo guys, Selamat datang di blog Alabackpacker.com. Di artikel kali ini, aku akan menceritakan perjalananku dari Bima menuju ke Labuan Bajo dengan cara hemat. Sekedar informasi bagi kalian yang baru pertama kali datang ke blog ini, Alabackpacker.com adalah blog rujukan buat kalian para traveler yang tidak umum, hahaha. Sengaja aku sebut kalian traveller yang tidak umum, karena umumnya traveler itu bepergian untuk bersenang-senang demi menghilangkan penat dari kesibukan sehari-hari. Tapi biasanya yang membaca blog ku itu, ingin mengikuti caraku bepergian dengan cara yang berbeda, yang mana aku lebih suka mencari jalan yang lebih susah. Jauh-jauh dari Jogja harusnya bisa naik pesawat hanya dengan biaya 800 ribuan langsung sampai, tapi ak malah lebih memilih bepergian lewat jalur darat dan laut yang membutuhkan waktu berhari-hari.

Yah itulah aku, traveler yang lebih menikmati perjalanan panjang lewat darat daripada memilih kenyamanan naik pesawat. So, bagi kalian yang baru pertama kali membaca blogku, artikel ini adalah bagian dari cerita backpackingku dari Jogja menuju Flores lewat jalur darat dan laut. Artikel-artikel sebelumnya bisa kalian baca di link – link ini:

Baca juga : Ngetrip ke Lombok Naik Kapal Kirana 7 dari Surabaya

Baca juga : Trip Naik Bus Surya Kencana dari Mataram ke Bima 

Usahakan untuk membaca keseluruhan cerita ya guys, karena artikel-artikel ini tu saling berkaitan. Harapanku, dengan membaca artikel-artikel tersebut, kalian akan memiliki lebih banyak opsi buat travelling ke Labuan Bajo.

Tiba di Bima jam 11.30 malam, melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo keesokan harinya.

Di perjalanan sebelumnya, aku naik Bus Surya Kencana dari Mataram, Lombok hingga akhirnya tiba di Terminal Dara Bima. Ak tiba di Bima sekitar jam 11.30  malam. Saat itu aku langsung mengecek penginapan terdekat dari Terminal Dara, karena ga mungkin juga buat langsung melanjutkan perjalanan dari Bima ke Labuan Bajo. Di gmaps, aku menemukan sebuah losmen, namanya Losmen Dara yang lokasinya bersebelahan dengan terminal, hanya berbatasan tembok.

Terminal Dara Bima. Perjalnan dari Boima menuju ke Labuan Bajo
Terminal Dara Bima

Aku memang tidak ada rencana untuk berlama-lama stay di Bima. Jadi, saat itu aku hanya stay di Bima satu malam, dan langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Sape keesokan harinya. FYI, Pelabuhan Sape adalah pelabuhan penyeberangan ferry yang menghubungkan Pulau Sumbawa dan Pulau Flores.

Setelah sampai Terminal Dara aku tanya para penjaga warung di sekitar terminal, jam berapa bus akan berangkat ke Pelabuhan Sape, dari mereka aku mendapat informasi, bahwasanya bus yang akan membawaku ke Pelabuhan Sape akan berangkat sekitar jam 5 pagi, yang pasti adalah, bus akan berangkat sehabis Solat Subuh. Jadi bukan jam 5 tepat ya guys, jadi jam berapapun Solat Subuh selesai, bus baru akan berangkat. Emang aku merasa, orang-orang di Bima itu islami banget. Sampai jadwal keberangkatan bus pun mengikuti jadwal Solat. 

Saran dariku, kalian minta no hape bapak-bapak sopir maupun kernet yang stand by di terminal, buat bangunin kalian. Dulu aku juga begitu. Takut kalo bangunnya agak telat. Soalnya bus yang jam 5 itu adalah satu-satunya jadwal keberangkatan yang bisa kalian naiki untuk bisa sampai di Pelabuhan Sape tepat waktu sebelum kapal ferry berangkat.

Jadi setelah mendapat jadwal keberangkatan, aku baru bisa tidur tenang di losmen. Emang sih, losmennya biasa aja. Yah gapapalah, buat semalam doank pikirku. Lagipula losmennya deket banget dengan terminal, jadi daripada nyari yang bagus, tapi lokasinya jauh dari terminal, malah bikin susah besoknya buat sampai terminal tepat waktu.

Losmen Dara Bima dalam perjalanan dari Bima menuju Labuan Bajo
Losmen Dara Bima

Bus dari Terminal Dara, Bima ke Pelabuhan Sape Sumbawa.

Sekitar jam 4.45 pagi alarmku berbunyi. Aku langsung bangun, mandi dan siap-siap buat berangkat menuju terminal. Sekitar jam 5.10, Pak kernet yang kumintai nomornya semalam menelponku dan menanyakan apakah aku sudah siap atau belum. Setelah kujawab telponnya, aku langsung bergerak menuju terminal tanpa berpamitan terlebih dahulu sama bapak penjaga losmen karena tampaknya beliau masih tertidur.

Dari terminal, ada beberapa bus yang bersiap berangkat menuju Pelabuhan Sape. Ternyata tidak hanya 1 bus saja yang hendak menuju ke sana. Hampir setiap bus yang akan berangkat dipenuhi dengan penumpang. Dan banyak diantaranya yang membawa barang dagangan. Bus yang kunaiki juga dipenuhi dengan barang-barang di baris kursi bagian belakang. 

Kondisi busnya sangat sederhana ya guys, bus ukuran tanggung 2 pintu dan ga ber ac. Kalo kalian ga mau naik bus seperti yang kunaiki, kalian bisa naik mobil travel yang juga stand by di terminal. Yang pasti harganya lebih mahal dari bus, dan aku sendiri ga tahu berapa tarifnya. Jika, kalian milih naik bus seperti aku, ongkosnya cuma 30 ribu saja. Murah banget untuk menjangkau jarak sekitar 47 KM dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam.

Bus dari Bima ke Pelabnuhan Sape untuk melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo

Kalo kalian ngaku sebagai backpacker, harusnya bus lah yang jadi pilihan kalian. Prinsip kita kan yang penting bisa menjangkau banyak tempat dengan biaya sehemat mungkin. Di bus yang kunaiki, aku bertemu dengan beberapa orang yang juga sedang melakukan perjalanan dari Bima menuju ke Labuan Bajo. Jadi ga semua penumpang mau menyeberang ke Labuan Bajo ya guys, ada yang mau pergi ke sekolah, ada yang mau ke pasar, dan berbagai tujuan lainnya.

Kapal Ferry dari Pelabuhan Sape, Sumbawa menuju ke Labuan Bajo, Flores

Sekitar jam 7 pagi aku sudah sampai di Pelabuhan Sape. Saat itu, buat bepergian naik kapal, kita masih harus melakukan tes swab antigen, jadinya aku harus mengeluarkan uang extra 100 ribu, semoga saat kalian membaca artikel ini, hal-hal rempong seperti di atas sudah menjadi bagian dari sejarah, hahaha. 

Harga tiketnya cuma 80 ribu untuk yang kelas ekonomi, dan 103 ribu untuk yang VIP. Saat itu aku pilih yang VIP, karena aku pikir harganya ga terpaut jauh. Untuk membeli tiket, kalian harus punya kartu e-money ya guys, seperti Brizzi dari BRI ataupun Mandiri e-money dari Bank Mandiri. Kalo, ga ada saldonya kalian ga perlu khawatir, dekat dengan loket pembelian tiket, kalian bisa isi ulang kartu e-money kalian. Kalo kalian ga punya kartunya kalian bisa beli juga di sana. Harganya kalo ga salah 35 ribu. Jadi daripada harus bayar extra 35 ribu, mending siapin dulu kartu e-money kalian ya.

Pelabuhan Sape
Pelabuhan Sape

Sambil nunggu kapal berangkat, aku cari sarapan dulu. Di pelabuhan ada banyak warung makan kok, harganya juga terjangkau semua, ga ada yang pukul harga. Nah di warung makan, aku bertemu satu rombongan keluarga yang bekerja di Surabaya. Mereka berasal dari Kupang, Pulau Timor, NTT. Ceritanya mereka baru mudik pulang kampung. Enak juga ya kalo ak bisa road trip pakai mobil bareng keluarga kayak mereka. Eiiitss, tapi gw keinget, gw kan jomblo,hahaha 

Kalo kalian suka mabuk laut, jangan lupa beli antimo juga ya guys. Ingat, perjalanan kapalnya membutuhkan waktu sekitar 9 jam. Jadi daripada kalian terserang mabuk laut, nanti kalian malah ga bisa menikmati perjalanannya.

Jam 8.30 aku masuk ke dalam kapal dan langsung menuju ruang VIP, saat itu baru aku saja yang masuk ruang VIP. Ruang VIP nya sih bukan ruang VIP yang wow banget ya seperti yang ada di Kapal Kirana 7 Surabaya-Lombok yang aku tumpangi di perjalanan sebelumnya. Hanya ada sedikit perbedaan dari ruang ekonomi, yaitu AC, sofa, toilet sederhana tapi bersih, dan kursi reclining seat. Tapi cukup worth it lah, kalo inget bedanya cuman 25 ribuan.

Sekitar 30 menit setelah aku masuk ruang VIP, ternyata ada 2 orang lagi yang masuk. Mereka kakak-beradik dari Jakarta yang punya usaha restoran di Labuan Bajo. Tapi selama pandemi, usahanya tutup. Dan saat itu mereka baru mau membuka kembali usahanya. Memang banyak sekali wirausaha yang terdampak covid, seperti usaha travelku di Jogja yang sempat mati suri selama pandemi, huhuhu. Tapi, Alhamdulillah, usahaku sudah mulai pulih kembali guys. Nah, jika kalian mau traveling ke Jogja dan memerlukan sewa mobil atau perlu paket wisata, kalian bisa cek websiteku ini ya, borobudurprambanan.com.

Di dalam kapal ga banyak yang aku lakuin, sebagian besar waktu perjalanan selama kurang lebih 8 jam aku habiskan dengan tidur di sofa. Mungkin udah kecapekan juga setelah melakukan trip estafet dari Jogja yang telah memakan waktu berhari-hari.

Tiba di Labuan Bajo, Flores setelah menempuh sekitar 12 jam perjalanan dari Bima.

Akhirnya, sekitar jam 6  sore ak tiba di destinasi yang menjadi tujuan utamaku dalam trip ini. Setelah menempuh perjalanan panjang dari Jogja melewati Surabaya, Lombok, Sumbawa hingga aku tiba di Labuan Bajo, Flores. Sebuah cerita perjalanan yang akan selalu terkenang di dalam ingatanku. 

Kesan pertamaku saat pertama kali mendarat di Labuan Bajo adalah nuansa destinasi wisata kelas dunia. Yups, aku sama sekali ga lebay ya guys. Semenjak diadakannya Sail Komodo pada tahun 2013 di masa pemerintahan Presiden SBY, Labuan Bajo dari tahun ke tahun selalu berbenah agar bisa menjadi salah satu destinasi wisata kelas International. 

Sesaat sebelum kapal bersandar di Pelabuhan, gemerlap cahaya Labuan Bajo seakan-akan menyambutku. Deretan hotel berbintang dan restauran mewah seakan nampak dari kejauhan. Hal yang tidak pernah kusangka sama sekali. Dalam benakku dulu, Labuan Bajo adalah lokasi wisata yang masih asri yang belum tersentuh bangunan-bangunan megah. Namun saat aku menginjakkan kaki di sana, opiniku tentang Labuan Bajo seakan-akan terbantahkan. Bahkan Starbuck pun sudah sampai terlebih dahulu di Labuan Bajo daripada aku, hehehe.

Labuan bajo
Sesaat sebelum kapal bersandar di Labuan Bajo

Waktu itu aku sudah merasa capek setelah menjalani trip dari Bima ke Labuan Bajo. Setelah, keluar dari kapal, aku berjalan menyusuri jalanan mengikuti google maps untuk sampai di Hostel yang akan menjadi tempat persingahanku selama di Labuan Bajo. Saat itu aku putuskan untuk stay di Seaesta Komodo Hostel. Rate per malam waktu itu adalah 180 ribu untuk yang tipe dormitory. Memang terlihat mahal untuk hostel tipe dormitory, tapi kalo kita lihat fasilitas yang lengkap dengan view yang ciamik, aku rasa 180 ribu itu worth it lah. Silahkan cek link Seaesta Komodo Hostel ini ya guys.

Sesampai di hostel aku langsung tanya ke receptionist buat booking tour komodo keesokan harinya. Dari situ aku langsung dapat nomor hape tour organizernya, namanya Bang Patris. Rencana awal, aku mau ikut tour yang 2 hari 1 malam naik kapal phinisi. Namun, waktu itu kapal phinisi hanya berangkat tiap weekend, dan saat itu aku tiba saat weekdays, jadinya aku cuma bisa pilih opsi one day tour naik kapal kayu biasa. Tapi gapapa lah yang penting bisa explore Pulau Komodo. Tarifnya 600ribu, sudah include alat snorkling dan makan siang. Tapi belum include tiket masuk Kawasan Taman Nasional Pulau Komodo senilai 200 ribu. Kalo kalian mau booking tour Pulau Komodo, kalian bisa hubungi No. WA ini ya, +62 811 278 1115.

Brosur one day trip komodo

Okay, sekian dulu cerita perjalananku menyeberang dari Bima menuju ke Labuan Bajo, Flores. Untuk keseruan cerita one day tour keliling Taman Nasional Pulau Komodo dan Cerita Trekking ke Waerebo kalian bisa ikuti ceritaku di artikel berikutnya ya. Dan jika masih ada pertanyaan yang ingin kalian tanyakan, silahkan saja DM IG milikku @tint_arya.

Baca juga : One day trip Komodo, explore komodo ala backpacker.

Baca juga : Cerita trekking ke Wae Rebo (rute dan biaya)

Baca juga : How to go from Yogyakarta International Airport to city centre.

See you in the next artikel ya guys… 



Hello guys!!! FYI, saat ini aku sedang merintis usaha tour di Jogja. So, jika kalian ingin liburan ke Jogja dan perlu referensi Paket Wisata atau bagi kalian yang sering mondar-mandir Jogja dan memerlukan jasa antar-jemput bandara, please cek website ku yang ini ya : wisatajogja.com dan IG : wisatajogja_com. Please save di bookmark kalian juga ya. Thank you guys.

Also Read

Leave a Comment